Breaking News

Fenomena DevOps apakah Relevan di Indonesia?

Siapa yang tidak mengenal DevOps. Sebagai sebuah jargon, DevOps berhasil membius para software engineer mengenai efisiensi dan kecepatan distribusi dan pengembangan aplikasi. Namun demikian, apakah jargon tersebut memang relevan dengan rekayasa perangkat lunak saat ini? Ironisnya DevOps tidak memiliki definisi harfiag. Ibarat seorang ahli ditutup matanya lalu diminta menggambarkan sebuah gajah maka jawabannya akan sangat kontekstual berdasar pada lokasi sang ahli berada. Begitu pula DevOps, DevOps menjadi fenomena yang berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lain. Bagi perusahaan kecil DevOps mungkin ibarat penerapan otomasi deployment dari staging ke production. Bagi perusahaan besar mungkin DevOps adalah kultur tak terputus dalam merawat sebuah produk perangkat lunak. Pertanyaannya adalah? apakah DevOps ini relevan di Indonesia, dan jika ya bagaimana kita mengatakan bahwa apa yang kita terapkan adalah DevOps atau bukan DevOps
Dalam memahami hal tersebut kita akan membahas DevOps dari lima ciri ternama yang dikenal dengan CALMS framework. CALMS adalah
  1. Culture. Jangan pernah bermimpi adopsi DevOps jika tim belum memiliki kultur kolaborasi. Itulah kenapa DevOps digunakan di ruang lingkup usaha yang memiliki kultur pengembangan dan operasional yang berempati antara pekerjaan pengembangan dan operasional.
  2. Auotomation. Bicara devops tetapi masih melakukan deployment manual menggunakan FTP adalah sebuah prilaku yang dipertanyakan. Seyogyanya, DevOps akan memfasilitasi berbagai otomasi mulai dari pengujian hingga distribusi kode. 
  3. Lean. DevOps selayaknya tidak memberatkan tim dengan menekankan berbagai aspek kemudahan dan efisiensi dalam iterasi dan rencana rilis aplikasi. Memang terdapat investasi yang mungkin berat diawal tetapi menerapkan DevOps dengan konsel Lean dimaknai sebagai kerendahan beban kerja dan keberanian diri. 
  4. Measurement. DevOps selayaknya memungkinkan tim untuk mengukur velocity sebuah proyek dengan mengadopsi berbagai instrumen Agile seperti burn down chart, check in / commit action, hingga jumlah bugs yang dihasilkan. DevOps perlu menghitung secara tepat dan cepat
  5. Sharing. DevOps artinya berbagi pekerjaan dalam sebuah kelompok. DevOps memungkinkan pergantian role, berbagi pekerjaan, pair programming, hingga bertukar antara developer menjadi operation
jadi apakah Anda yakin DevOps adalah kata yang relevan di organisasi anda? atau sekedar jargon hanya agar terlihat keren? sampaikan komentarmu disini


Tidak ada komentar