Breaking News

Crazy Rich Startup

Crazy rich startup itu bukanlah startup yang memperoleh pendanaan besar-besaran dari venture capitalist, bukan juga yang memiliki gaji yang luar biasa bagi pegawai, bukan juga perusahaan yang pengguna aplikasinya jutaan pengguna. Bukan! Crazy Rich Startup adalah startup yang dapat membiayai dirinya sendiri bahkan tanpa bekerja. 

Mari kita ambil contoh Starbucks. kemarin saya bersama sahabat saya sarapan di Starbucks. Saya memperhatikan bagaimana manajemen mereka sudah sangat baik bahkan untuk hal yang kecil seperti memanggil nama saya dengan benar, meletakkan name tag, hingga melakukan cross selling Teh mint citrus favorit saya. Kopi premium di Starbucks itu adalah 200 ribu / kilogram. Untuk menyeduh sebuah kopi maka dibutuhkan 5 gram, atau setara 200.000 x 0.005 = 1000 rupiah / kopi, kopi ini dijual 41.000 ribu untuk ukuran Venti maka kita bisa bayangkan 40.000 adalah biaya untuk Barista, Tempat, Susu, dan tentu saja keuntungan di dalamnya sekitar 50%. Jika satu hari saja menjual 200 cangkir kopi maka dipastikan satu hari keuntungan bersih satu gerai Starbuck adalah 20.000 x 200 = 4 juta, dikalikan 30 hari maka 120 juta / gerai UNTUNG bersih

Setelah paginya minum Starbuck maka malamnya saya memakan Mie goreng dengan brand Indomie. Indofood ini menurut saya legend, karena bukan main-main. keuntungan bersih mereka untuk Indomie adalah 4.97 triliun untuk 1 tahun. Setiap rumah pasti memiliki simpanan Indomie setidaknya satu. Indomie dan Starbuck memang luar biasa, memang mereka bukan Startup tapi kita tiru ya bagaimana mereka membentuk Crazy Rich Startup di dunia Startup software. Ini faktanya

  • Software itu 0 cost bahan baku sehingga kalau bisa membuat software yang 0 bugs maka 100% total revenue.
  • Biaya cost software itu komposisinya seperti ini 50% gaji pegawai, 20% sewa infrastruktur (cloud), 10% lisensi (cloud), 10% hardware (subsidi laptop dan komputer akumulasi per-tahun). 
  • Software itu bernilai gratis dimata pengguna akhir sehingga jika hanya menjual software ke pengguna akhir maka dibanding Indomie orang lebih menghargai Indomie. Di mata perusahaan software adalah investasi jadi begitu mengeluarkan 10 juta untuk software harapannya mereka memperoleh penghematan atau keuntungan 15 juta.
Berdasar pada fakta tersebut maka

  • Menjual pada pengguna akhir dapat dilakukan melalui software gratis tetapi konten berbayar. Misalnya saja Gojek, konten milik Merchant, Software milik mereka menjadi platform. Mereka 0 content creation kecuali pada bagian promo dan aktivitas marketing 
  • Menjual pada organisasi dapat dilakukan dengan software berbayar tetapi harus berbiaya rendah dengan komitmen penggunaan panjang. Hal ini dikarenakan software tidak terlihat manfaatnya dalam jangka waktu pendek. Misalnya Office 365 yang di-bandrol 700 ribu / tahun dan dipakai puluhan tahun. 
Dengan demikian skema model bisnis crazy rich startup adalah

  • Buat sebuah platform gratis dan mereka transaksi di atasnya misalnya Tokopedia, TikTok, Gojek. Mereka sama sekali tidak menjual barang hanya jasa platform setiap transaksi.
  • Buat sebuah layanan konten berbasis premium dan freemium. Freemium berasal dari iklan, Premium berasal dari pelanggan. misalnya saja Youtube. Mereka sama sekali tidak memproduksi konten 
  • Beri mereka sebuah software yang dibayar dengan biaya bulanan rendah, tidak harus dipakai tiap hari tetapi banyak penggunanya. misalnya langganan Office 365, Google Storage, dan sebagainya
Berita baiknya Crazy Rich Startup tidak hanya sampai situ, mereka melakukan aktivitas lagi seperti

  • Masuk ke pasar investasi dan memiliki asset produktif. 
  • Mematenkan atau menghaki-kan produk hasil karya mereka untuk royalti
  • Dan mereka tidak Flexing, tetap sederhana, pegawainya sedikit tetapi uangnya memutar
jadi Crazy Rich Startup bisa saja lahir dari kesederhanaan, bukan kemewahan.   


             

Tidak ada komentar