Runtuhnya Kerajaan Startup di Indonesia
Miris memang tetapi kenyataannya banyak startup di Indonesia khususnya mengalami kegagalan. Beberapa sudah memperoleh pendanaan yang luar biasa, beberapa punya produk yang menggila, beberapa punya tokoh yang luar biasa. Tetapi akhirnya gagal juga? ada apa? apakah karena di Indonesia banyak aspek yang rumit? atau karena mental kita yang ingin cepat kaya sehingga menghalalkan segala cara. Simak 10 alasan runtuhnya kerajaan startup di Indonesia
- Rasio keuangan yang tidak sehat. Banyak yang merasa punya uang padahal uang investor lalu membiarkannya habis untuk harga pokok penjualan. Uang investor dianggap pemasukan sehingga rasio utang dan pemasukan menjadi tidak berimbang. Otomatis startup merugi dan lama-lama mati
- Pasar yang surut. Startup sukses pada saat tertentu lalu pasar surut dan bergeser ke solusi lain. Misalnya saja pembelajaran daring sekarang menyurut karena situasi covid sudah tidak berlaku akibatnya pemasukan menurun sementara biaya sudah terlampau besar.
- Tim yang tidak solid. Ada yang mengambil untung di HPP, ada yang buat CV/PT sendiri, ada yang tidak fokus lalu 'nyambi'. Akibatnya dipastikan startup akan meredup dan mati.
- Kurangnya riset pasar. Terlalu percaya diri dengan model bisnis yang dulu berhasil padahal banyak kompetitor dan yang lain yang mengubah ritme pasar. Riset yang sudah lama tidak berlaku dan kemudian jika tetap dipertahankan sudah tidak relevan dan menghasilkan kebangkrutan.
- Persaingan yang sengit. Startup dengan model bisnis yang sama dan berbagi pasar semakin tergerus dengan startup yang lebih besar dan mendominasi. Ini mengingatkan pada persaingan e-commerce yang berakhir pada kekuatan e-commerce tertentu
- Tata kelola keuangan yang lemah. Manajemen keuangan yang tidak memenuhi kepatutan ekonomi, perpajakan, dan memaksakan burn rate / ekspansi yang tinggi.
- Pendiri yang kehilangan visi. Pendiri yang terlena dengan aliran uang investor mulai tergoda untuk melakukan 'mekanisme' keuntungan pribadi. Alih-alih mengambil prive dari keuntungan, pendiri menggunakan uang modal investor untuk kebutuhan pribadi.
- Inovasi yang terbatas. Modul bisnis tanpa inovasi akan berakhir dengan menurunnya peluang dalam berkompetisi. Apalagi jika kompetitor berada dalam zona inovasi yang berkelanjutan, tepat guna, dan murah.
- Biaya operasional yang cukup tinggi. beberapa startup pada saat memperoleh pendanaan langsung bermain api dengan investasi tinggi di luar perhitungannya, seperti gaji yang lebih tinggi, produk yang di bawah harga HPP. hingga iklan yang menghabiskan dana marketing. Seiring dengan waktu harga yang tidak masuk akal mulai dikoreksi dan mulailah pelanggan pergi satu demi satu
- Regulasi yang berubah. Walau jarang terjadi nyatanya kebijakan regulasi akan memiliki pengaruh besar. Apalagi jika produk startup tersebut membutuhkan penerapan kebijakan seperti misalnya produk kesehatan, produk makanan, atau produk kecerdasan buatan yang berbasis pada aturan
Tidak ada komentar