Bisnis Ketakutan

Saya selalu membayangkan hal-hal yang mulia dalam bisnis. Bisnis yang mendidik, bisnis yang membantu manusia, atau bahkan bisnis yang mengubah nasib manusia menjadi berkecukupan. Bisnis mulia ini bukan cuma tanpa alasan. Bisnis yang mulia menjanjikan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Tetapi apakah bisnis ini satu-satunya

Beberapa waktu lalu, Elon Musk membeli Twitter sebesar 44$ Billion atau sekitar 638 Triliun, sebuah strategi pembelian yang menunjukkan kekuatan bisnis ketakutan. Bisnis ketakutan berlandaskan rasa takut. Tesla misalnya, selalu menemukan masukan dan kritik melalui platform sosial tersebut. Kritik pedas tidak bisa terlewat dari platform ini. Bahkan, Elon Musk pernah juga menginginkan salah satu pengguna Twitter untuk mematikan status monitoring penerbangan privat Elon Jet. Kenapa orang yang memiliki kemampuan keuangan 2x APBN Indonesia bisa begitu takut sehingga membeli Twitter. Strategi bisnis di dunia ketakutan bukan? Mari kita analisis secara sederhana apa bisnis yang dimiliki Elon Musk

• Twitter memungkinkan kebebasan bicara, sebuah ketakutan terekspos, diketahui, bahkan spam bot untuk mendorong sebuah opini publik. Ketakutan orang terhadap apa kata orang lain menjadikan Twitter sebagai bagian dari bisnis ketakutan yang tidak terelakkan. 
• Boring Company. Perusahaan yang dirancang dari ketakutan orang-orang terhadap lalu lintas yang memburuk
• Space X. perusahaan yang disusun akibat ketakutan akan kondisi bumi yang tidak aman dihuni hingga pindah planet. 
• Open AI. Perusahaan AI yang disusun untuk melawan rasa takut kecerdasan buatan yang mengonsumsi data dan privacy.
• Tesla dan SolarCity. Perusahaan yang disusun akibat ketakutan minyak bumi yang semakin mahal dan boros. 

Nah bagi kamu hendak mengembangkan startup, apakah bisnis ketakutan untuk Anda. Berikut adalah lima tips yang bisa kamu pertimbangkan.

• Tips 1. Cari rasa-rasa takut di sekitar Anda. Semisal takut kena begal, takut miskin, takut ditipu investasi, takut kehujanan atau setidaknya takut ditinggal kekasih.
• Tips 2. Lihat berbagai solusi yang sudah ada. Apakah sudah digital? apakah masih konvensional?
• Tips 3. Jika Solusi sudah digital maka lakukan analisis gap dan kekurangan aplikasi begitu pula kelebihannya. 
• Tips 4. Buat purwarupa singkat terhadap solusi yang diusulkan. Solusi tidak harus merupakan solusi penuh tetapi solusi parsial yang membantu masyarakat
• Tips 5. Uji-coba solusi apakah layak dilanjutkan. Jika test water layak maka lanjutkan laksana pengembangan produk.

Jadi siap buat bisnis ketakutan? mari kita mulai dengan cara yang benar.